Inovasi pembelajaran dengan menggunakan permainan(Teori Dienes). Zoltan P. Dienes adalah seorang matematikawan yang memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap anak-anak. Dasar teorinya bertumpu pada teori pieget, dan pengembangannya diorientasikan pada anak-anak, sedemikian rupa sehingga sistem yang dikembangkannya itu menarik bagi anak yang mempelajari matematika.
Dienes berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan diantara struktur-struktur dan mengkatagorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
- Permainan Bebas (Free Play)
Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep bermula dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan permainan yang bebas menuangkan kreasinya, dan tidak terikat pada aturan-aturan tertentu.
Contohnya siswa disuruh membawa suatu bangun tertentu kemudian membandingkannya dengan bangun yang dibawa oleh teman lainnya. Sehingga siswa dapat menentukan sendiri tentang konsep yang akan dipelajarinya.misal tentang bentuk, tebal-tipisnya, warna dan sebagainya.
- Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)
Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajari itu.
Contohnya, anak – anak disuruh membentuk kelompok, kemudian diberikan sebuah kuis atau cerdas cermat. Dari setiap pertanyaan pada kuis tersebut mengandung sebuah nilai atau poin. Kelompok akan mendapatkan poin tersebut bila memjawab pertanyaan dengan benar. Kelompok yang mendapatkan poin tertinggi akan menjadi pemenang dari games tersebut.