Pengertian dan Konsep Administrasi Kurikulum
Secara etimologi administrasi berasal dari bahasa Latin “ad”dan “ministro”. ”Ad” mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subyek tertentu. Memang, zaman dulu administrasi dikenakan kepada pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian atau pelayanan kepada raja atau menteri-menteri dalam tugas mengelola pemerintahannya.
Pengertian lain yang secara sederhana dari juga dimekakan oleh Murni Yusuf bahwa administrasi adalah mengarahkan. Adapun pengertian administrasi secara luas menurut Syaiful Sagala adalah: “Rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi organisasi agar dapat terlaksana dengan suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Jadi administrasi merupakan suatu hubungan kerjasama untuk saling melayani dan mengarahkan secara teratur atau sistematis dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Jadi kata ”administrasi” secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,malayani,mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.(Purwanto:1:2007)
Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.
Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel,spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Jadi,didalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat didalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan, diorganisasi dan dikoordinasi secara efektif,dan semua materi yang di perlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien.
Dalam pengertian yang luas ini, istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut :
“Administrasi adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien”.
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnya pengelolaan/manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah/lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.
Kurikulum dalam bentuk fisik ini seringkali menjadi fokus utama dalam setiap proses pengembangan kurikulum karena ia menggambarkan ide atau pemikiran para pengambil keputusan yang digunakan sebagai dasar bagi pengembangan kurikulum sebagai suatu pengalaman.
Aspek yang tidak terungkap secara jelas tetapi tersirat dalam definisi kurikulum sebagai dokumen adalah bahwa rencana yang dimaksudkan dikembangkan berdasarkan suatu pemikiran tertentu tentang kualitas pendidikan yang diharapkan.
Pengertian Pengelolaan Kurikulum
Pasal 1 butir 19 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum nasional yang bersifat minimal pada dasarnya dapat dimodifikasi untuk melayani kebutuhan siswa yang memiliki kecerdasan dan kemampuan luar biasa.
Namun, pada kenyataannya masih terdapat dua kendala yaitu :
- Sekolah menjalankan kurikulum nasional yang bersifat minimal tanpa mengolah dan memodifikasi kurikulum guna melayani kebutuhan peserta didik tertentu yang berhak memperoleh pendidikan khusus.
- ketentuan yang ada belum mengakomodir kebutuhan peserta didik yang berhak memperoleh pendidikan khusus.
Kegiatan-Kegiatan Pengelolaan Kurikulum
- Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru
- Pembagian tugas membelajarkan
- Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler
- Kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran
- Penyusunan jadwal pelajaran
- Penysunan program pelajaran
- Pengisian daftar kemajuan kelas
- Kegiatan mengelola kelas
- Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar
- Laporan hasil belajar Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
Bentuk pengorganisasian kurikulum :
Ada empat bentuk pengorganiasasian kurikulum yang bisa diterapkan di lembaga pendidikan yaitu:
a. Separated subject curriculum
Kurikulum ini menyjikan segala bahan pelajaran dalam bernagai macam mata pelajaran yang tepisah-pisah satu sama lain dan juga antara satu kelas dengan kelas yang lain.
b. Correlated curriculum
Bentuk ini menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain ada hubungan walaupun mungkin batas-batas yang satu ddengan yang lain masih dipertahankan. Korelasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara :
1) Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
2) Terdapat hubungan yang lebih erat apabila suatu pokok bahasan tertentu dibahas dalam berbagai mata pelajaran.
3) Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing
c. Integrated curriculum
Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Semua ini dimaksudkan agar anak dapat dibentuk menjadi pribadu yang integrated yakni manusia yang selaras dengan lingjungan hidupnya.
d. Core curriculum
Pada prinsipnya core curriculum memberikan pelajaran yang umum.
Kegiatan Pokok Operasional Kurikulum
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa seorang kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam memenej kurikulum yang akan di terapkan di sekolah yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus mengetahui hal-hal yang menyangkut pengelolan kurikulum yang nantinya akan menetukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Imron Fauzi pelaksanaan dan pembinaan kurikulum meliputi tiga hal, yakni:
- mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran
- menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah.
Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum meripakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.
Sejalan dengan Fauzi, Ary Gunawan mengemukakan bahwa secara operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu: Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademika atau warga sekolah/lembaga pendidikan.
a. Kegiatan yang berhubungan dengan guru
- Pembagian jam mengajar.
- Tugas dalam mengikuti jadwal pelajaran Ada tiga jenis jadwal pelajaran untuk guru yaitu; jadwal pelajaran kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
- Tugas guru dalam kegiatan PBM
Tugas ini merupakan serangkaian kegiatan pengajaran / instruksional untuk mencapai hasil pengajaran yang optimal, yaitu:
- Membuat persiapan / perencanaan pembelajaran
- Melaksanakan pengajaran
- Mengevaluasi hasil pengajaran
b. Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik
Kegiatan-kegiatn peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh sekolah secara pedagogis beserta jadwal tes/ulangan/ujian, dan jadwal kegiatan belajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi menyukseskan hasil studinya. Seorang pelajar atau mahasiswa yang studinya aktif dan kreatif biasa menyusun jadwal untuk waktu-waktu belajar, rekreasi/rileks, tugas sosial, membaca koran, dan sebagainya.
c. Kegiatan yang behubungan dengan seluruh civitas akademika
Kegiatan ini merupakan sinkronisasi segala kegiatan sekolah yang kurikuler, ekstrakurikuler, akademik / non akademik, hari-hari kerja, libur, karyawisata, hari-hari besar nasional agama dan sebagainya.
Demikianlah tiga hal pokok yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari kurikum yang seyogyanya harus diperhatikan oleh seorang kepala sekolah. Seorang kepala sekolah bertanggung jawab menugaskan stafnya dalam bidang kurikulum untuk mengawasi hal-hal yang tersebut diatas demi tercapai dan suksesnya tujuan pendidikan.
Disamping ketiga kegiatan pokok tersebut di atas, nampaknya masih perlu di ketengahkan kegiatan-kegiatan penunjang PBM untuk dibahas yaitu bimbingan dan penyuluhan atau bimbingan dan konseling, usaha kesehatan sekolah (UKS), dan perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan suksesnya PBM, maka beberapa kendala PBM perlu diatasi, yaitu faktor kelengkapan bahan bacaan.
- Faktor kesehatan nonfisik / psikologis
Seorang peserta didik bisa kurang sukses dalam PBM bila jiwanya mengalami gangguan/distorsi, seperti sedang patah hati, risau, mengalami gangguan rumah tangga, gangguan sosial / ekonomi dan gangguan-gangguan lain yang dapat mempengaruhi psikis. Dalam kondisi seperti kasus-kasus di atas sebaiknya siswa atau mahasiswa segera pergi ke petugas BP atau BK sekolah atau Perguruan Tinggi untuk mendapatkan penyelesaian masalah secara baik, melalui diagnosis, prognosis, terapi dan tindak lanjut seperlunya.
- Faktor kesehatan fisik
Seorang peserta didik bisa kurang sukses atau terganggu PBM-nya bila di sekolah tiba-tiba ia sakit kepala, sakit perut, terluka (ringan), demam dan lain sebagainya. Maka ia dapat segera meminta untuk mengobati sakitnya agar dapat kembali mengikuti PBM dengan baik. Dengan demikian jasa UKS di sekolah adalah sebagai penunjang PBM, siswapun tidak perlu kehilangan pelajaran terlalu banyak.
- Faktor kelengkapan bahan bacaan
Seorang peserta didik bisa kurang sukses atau terganggu PMB-nya karena kurang lengkap bahan bacaannya, maka ia dapat segera memanfaatkan jasa perpustakaan sekolah, sehingga ia terbebas dari gangguan PBM. Jika ditinjau dari fungsinya, perpustakaan bukan hanya sebagai tempat penyimpan buku dan sebagai penunjang kegiatan PBM. Maka perpustakaan lebih tepat masuk dalam administrasi kurikulum bersama BP dan UKS.