2.3.5. Kegiatan Pokok Operasional Kurikulum

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa seorang kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam memenej kurikulum yang akan di terapkan di sekolah yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus mengetahui hal-hal yang menyangkut pengelolan kurikulum yang nantinya akan menetukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Imron Fauzi pelaksanaan dan pembinaan kurikulum meliputi tiga hal, yakni:
1.    mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran
2.    menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah.
Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum meripakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.
Sejalan dengan Fauzi, Ary Gunawan mengemukakan bahwa secara operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu: Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademika atau warga sekolah/lembaga pendidikan.
a.    Kegiatan yang berhubungan dengan guru
1)    Pembagian jam mengajar.
2)    Tugas dalam mengikuti jadwal pelajaran
Ada tiga jenis jadwal pelajaran untuk guru yaitu; jadwal pelajaran kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
3)    Tugas guru dalam kegiatan  PBM
Tugas ini merupakan serangkaian kegiatan pengajaran / instruksional untuk mencapai hasil pengajaran yang optimal, yaitu:
a)    Membuat persiapan / perencanaan pembelajaran
b)    Melaksanakan pengajaran
c)    Mengevaluasi hasil pengajaran
b.    Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik
Kegiatan-kegiatn peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh sekolah secara pedagogis beserta jadwal tes/ulangan/ujian, dan jadwal kegiatan belajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi menyukseskan hasil studinya. Seorang pelajar atau mahasiswa yang studinya aktif dan kreatif biasa menyusun jadwal untuk waktu-waktu belajar, rekreasi/rileks, tugas sosial, membaca koran, dan sebagainya.
c.    Kegiatan yang behubungan dengan seluruh civitas akademika
Kegiatan ini merupakan sinkronisasi segala kegiatan sekolah yang kurikuler, ekstrakurikuler, akademik / non akademik, hari-hari kerja, libur, karyawisata, hari-hari besar nasional agama dan sebagainya.
Demikianlah tiga hal pokok yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari kurikum yang seyogyanya harus diperhatikan oleh seorang kepala sekolah. Seorang kepala sekolah bertanggung jawab menugaskan stafnya dalam bidang kurikulum untuk mengawasi hal-hal yang tersebut diatas demi tercapai dan suksesnya tujuan pendidikan.
Disamping ketiga kegiatan pokok tersebut di atas, nampaknya masih perlu di ketengahkan kegiatan-kegiatan penunjang PBM untuk dibahas yaitu bimbingan dan penyuluhan atau bimbingan dan konseling, usaha kesehatan sekolah (UKS), dan perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan suksesnya PBM, maka beberapa kendala PBM perlu diatasi, yaitu faktor kelengkapan bahan bacaan.
a.    Faktor kesehatan nonfisik / psikologis
Seorang peserta didik bisa kurang sukses dalam PBM bila jiwanya mengalami gangguan/distorsi, seperti sedang patah hati, risau, mengalami gangguan rumah tangga, gangguan sosial / ekonomi dan gangguan-gangguan lain yang dapat mempengaruhi psikis. Dalam kondisi seperti kasus-kasus di atas sebaiknya siswa atau mahasiswa segera pergi ke petugas BP atau BK sekolah atau Perguruan Tinggi untuk mendapatkan penyelesaian masalah secara baik, melalui diagnosis, prognosis, terapi dan tindak lanjut seperlunya.
b.    Faktor kesehatan fisik
Seorang peserta didik bisa kurang sukses atau terganggu PBM-nya bila di sekolah tiba-tiba ia sakit kepala, sakit perut, terluka (ringan), demam dan lain sebagainya. Maka ia dapat segera meminta untuk mengobati sakitnya agar dapat kembali mengikuti PBM dengan baik. Dengan demikian jasa UKS di sekolah adalah sebagai penunjang PBM, siswapun tidak perlu kehilangan pelajaran terlalu banyak.
c.    Faktor kelengkapan bahan bacaan
Seorang peserta didik bisa kurang sukses atau terganggu PMB-nya karena kurang lengkap bahan bacaannya, maka ia dapat segera memanfaatkan jasa perpustakaan sekolah, sehingga ia terbebas dari gangguan PBM. Jika ditinjau dari fungsinya, perpustakaan bukan hanya sebagai tempat penyimpan buku dan sebagai penunjang kegiatan PBM. Maka perpustakaan lebih tepat masuk dalam administrasi kurikulum bersama BP dan UKS.